Bahasa Indonesia 2 (karya ilmiah)



Nama  : Farah Riza Ummami
NPM   : 22210611
Kelas   : 3EB17
Tugas  : Bahasa Indonesia 2 (softskill)
Tugas 2

KARYA ILMIAH

A. Pengertian Karya ilmiah
Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan. 
Karya tulis yang memiliki karakteristik keilmuan dan memenuhi syarat keilmuan, yaitu:
-          Isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
-          Menggunakan metode berpikir ilmiah
-          Sosok tulisan keilmuan
Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa data pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
B. Manfaat Karya Ilmiah
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis
  • Memperoleh kepuasan intelektual
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
C. Bentuk Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
1.      Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.

2.      Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.

3.      Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
D. Macam-Macam Karya Ilmiah
1)      Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
2)      Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3)      Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
4)      Makalah adalah sebuah karya tulis ilmiah mengenai suatu topic tertentu yang mencakup dalam ruang lingkup permasalahan.
E. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
            Pada sistematika penulisan ilmiah, dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penunjang. Berikut ini akan dijelaskan mengenai masing-masing bagian.
  1. Bagian Pembuka
·         Cover
·         Halaman judul
·         Halaman pengesahan
·         Abstraksi
·         Kata pengantar
·         Daftar isi
·         Ringkasan isi

2.      Bagian Isi

Pendahuluan : berisi paparan tentang apa yang menjadi masalah serta latar belakangnya.

·         Latar belakang masalah : berisi deskripsi masalah dan alasan yang mendorong peneliti memilih topik penelitian ini.
·         Perumusan masalah : berisi rumusan masalah secara singkat termasuk konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian.
·         Pembahasan/pembatasan masalah : memberikan batasan terhadap perumusan masalah yang sudah ditentukan sebelumnya.
·         Tujuan penelitian
·         Manfaat penelitian : berisi harapan peneliti agar hasil penulisannya dapat memberikan manfaat.

Kajian teori atau tinjauan kepustakaan : berisi acuan yang digunakan dalam memecahkan masalah, seperti teori-teori yang pernah ada yang berkaitan dengan masalah yang sedang digarap.

·         Pembahasan teori
·         Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
·         Pengajuan hipotesis

Metodologi penelitian : berisi langkah-langkah yang dilakukan saat melakukan penelitian  

·         Waktu dan tempat penelitian
·         Metode dan rancangan penelitian
·         Populasi dan sampel
·         Instrumen penelitian
·         Pengumpulan data dan analisis data

Hasil Penelitian : berisi jawaban terhadap pertanyaan apa yang dikemukakan. Hasil-hasil penelitian harus mampu berfungsi sebagai alat pembuktian.

·         Jabaran varibel penelitian.
·         Hasil penelitian.
·         Pengajuan hipotesis.
·         Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.

3.      Bagian Penunjang

·         Daftar pustaka : dapat berupa buku, jurnal, majalah, media masa, kertas kerja, ensiklopedi, internet, dan bahan penerbitan lain (termasuk komunikasi pribadi). Dengan aturan sebagai berikut:
ü  Penulisan daftar pustaka disusun secara alfabetis, dari A -Z, dengan patokan pada huruf pertama dari nama keluarga atau marga penulis. 
ü  Penulisan nama orang Indonesia yang lebih dari satu kata, adalah kata kedua dianggap sebagai nama keluarga dengan disertai tanda-baca koma (,) diikuti singkatan kata pertama dan diakhiri dengan tanda titik (.).(Catatan: apabila suatu bahan pustaka tidak terinformasi penulisnya, maka nama penulis tidak boleh ditulis dengan Anonim).
ü  Setelah nama pengarang, berikutnya ditulis tahun penerbitan bahan pustaka dan diakhiri dengan tanda titik.
ü  Setelah tahun terbit bahan pustaka, berikutnya ditulis judul bahan pustaka yang diketik miring diakhiri dengan tanda titik (.). 
ü  Setelah nama bahan pustaka, selanjutnya ditulis 
(1)  nama penerbit untuk bahan pustaka berupa buku, dan 
(2) nama jurnal beserta volume, nomor, tahun terbit, dan halaman bahan pustaka yang dibaca untuk artikel ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk jurnal. 
ü  Bagian terakhir adalah nama kota dari alamat penerbit untuk bahan pustaka berupa buku. (g) Apabila nama penulis dari bahan pustaka yang dirujuk lebih dari satu, maka penulis ke-2 dan ke-3 urutan kata namanya tetap seperti nama aslinya hanya kata pertama dan/atau kedua disingkat.
·         Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
·         Daftar Tabel
Sumber :
http://cecepgp.blogspot.com/2010/02/contoh-kerangka-karya-ilmiah.html

Bahasa Indonesia 2 (penalaran deduktif)


Nama   : FARAH RIZA UMMAMI
NPM   : 22210611
Kelas   : 3EB17
Tugas   : Bahasa Indonesia 2 (softskill)
Tugas 1

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang berifat umum kepada yang khusus. Penarikan kesimpulan dengan cara deduktif tidak menghasilkan pengetahuan baru, karena kesimpulannya telah tersirat pada premisnya. Atau dengan kata lain penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasar pada suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme.
Contoh penalaran deduktif :
-          Semua binatang mempunyai mata
-          Kucing termasuk binatang
-          Kucing mempunyai mata

A.    Silogisme
Silogisme adalah proses penalaran dimana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi). Bentuk dari silogisme yaitu:
-          Silogisme kategoris: terdiri dari proposisi-proposisi kategoris.
-          Silogisme hipotesis: salah satu proposisinya berupa proposisi hipotesis.
Misalnya:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2 : Sekarang hujan
Konklusi : Maka jalanan basah.
Bandingkan dengan jalan pikiran berikut:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2 : Sekarang jalanan basah
Konklusi : Maka hujan.
B.     Hukum-hukum Silogisme
a). Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai term:
·         Di dalam silogisme hanya mungkin terdapat tiga term, dimana proporsi 1 dan 2 adalah premis, sedangkan proporsi 3 adalah konklusi.
CONTOH:             semua hewan memiliki mata.
semua kucing adalah hewan.
semua kucing memiliki mata.
·         Term tengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan.
·         Term-term yang mendukung proposisi harus jelas, tidak mengandung pengertian ganda/menimbulkan keraguan.
CONTOH:             semua buku mempunyai halaman.
ruas mempunyai buku.
ruas mempunyai halaman.
·         Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
·         Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.
b). Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi:
·         Dari dua premis negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.
·         Kalau kedua premisnya positif, kesimpulan juga positif.
·         Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yang paling lemah)
·         Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.
·         Dari premis mayor partikular dan premis minor negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.
·         Premis mayor dalam siogisme mungkin berasal dari teori ilmiah. penarikan kesimpulan dari teori ini mudah diuji. tidak jarang premis mayor berasal dari pendapat umum yang belum dibuktikan kebenarannya.
C.    Silogisme Menyimpang
Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.
CONTOH :
“Mereka yang tidak naik kelas semuanya adalah murid yang malas belajar. Kamu kan rajin belajar. Tidak usah takut tidak naik kelas.”
Bentuk standar:
-          Semua murid yang rajin belajar bukanlah murid yang akan tidak naik kelas.
-          Kamu adalah murid yang rajin belajar
-          Kamu bukanlah murid yang akan tidak naik kelas
Copyright 2009 faraahriza. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates