Nama : Farah Riza Ummami
NPM : 22210611
Kelas : 4EB17
Pengaruh Translasi Mata Uang Asing Terhadap Inflasi
A.
Translasi Mata
Uang Asing
Translasi
mata uang asing adalah proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata
uang ke mata uang lainnya. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter,
misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang
ke dalam nilai ekuivalen dolar AS.
Dalam
PSAK (SFAS) No. 52 (1981), Translasi
mata uang asing adalah proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang
berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain
dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
Keuntungan
dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing:
· Penagguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang
domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan
dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari
entitas asing.
· Penangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian
translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos
neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva
tetap terkait.
· Penangguhan Parsial
Keuntungan dan kerugian translasi
adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi
mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan.
· Tidak Ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian
translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan
keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan
elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang
sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.
B. Translasi
Mata Uang Asing di Negara Lain
a. Kanada (CICA 1650)
Perbedaan untama antara standar di Kanada (CICA 1650) dan
FAS No.52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada,
keuntungan dan kerugian dari translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
b.
Inggris
(IAS 21)
Perbedaan utama antara standar di
Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di
negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Di Inggris, laporan keuangan
pertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan kemudian
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
c. Australia dan Selandia Baru (1988)
Bila dibandingkan dengan FAS No.52, standar Australia
mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar nonomoneter untuk anak
perusahaan di Negara-negara berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
d. Brazil
Inflasi
seringkali merupakan bagian lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin,
Eropa Timur, dan Asia Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan
hiperinflasi membuat inisiatif akuntansi inflasi bersifat instruktif. Meskipu
tidak lagi diwajibkan, akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari
ini mencerminkan dua kelompok pilihan pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan
Komisi Pengawas Pasar Modal Brazil.
C. Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
D. Hubungan
Translasi Mata Uang Asing dengan Inflasi
Hubungan terbalik antara tingkat
inflasi sebuah negara dengan nilai eksternal mata uangnya telah ditunjukkan
secara empiris. Sehingga penggunaan kurs saat ini untuk mentranslasikan biaya
asset nonmoneter yang bertempat dalam kondisi yang cenderung berinflasi akan
menghasilkan padanannya mata uang domestic jauh di bawah nilai aslinya.
FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena yakin bahwa
penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penialian biaya
historis yang digunakan dalam lporan keungan di AS. Solusinya, FAS No. 52
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili di lingkungan dengan hiperinflasi (yaitu negara-negara
dengan tingkat inflasi kumulatif melebihi 100 persen selama periode tiga tahun
Jika kurs nilai tukar relatif stabil, translasi mata uang
tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan inci atau kaki menjadi
nilai ekuivalennya dalam unit metrik. Namun demikian, kurs nilai tukar jarang
sekali stabil. Mata uang Negara-negara industry maju menemukan nilainya secara
bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang berfluktuasi secara khusus
terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa bagian Asia. Fluktuasi mata
uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam
proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata uang asing.
Pergerakan mata uang juga sangat berhubungan erat dengan tingkat inflasi lokal.
Menurut saya, translasi mata uang asing
itu penting adanya apalagi untuk perusahaan besar karena itu akan mempermudah
untuk investor asing untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Translasi
mata uang asing memang sangat dipengaruhi oleh inflasi. Oleh karena itu, harus
ada perlakuan yang berbeda dengan kurs dalam pos-pos laporan keuangan karena
itu akan menekan kerugian atas inflasi yang terjadi.
Demikian review
yang saya buat mengenai Pengaruh
Translasi Mata Uang Asing Terhadap Inflasi. Semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Berikut adalah daftar pustaka atau sumber-sumber
yang saya gunakan dalam membuat review ini yaitu:
Daftar Pustaka
Choi, Frederick D.S and Gary K.
Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.