SEJARAH, PERKEMBANGAN, DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang,
yaitu definisi dari sudut pemakasi jasa akuntansi dan dari sudut proses
kegiatannya. Ditinjau dari sudut pemakaiannya, akuntansi dapat didefinisikan
sebagai “suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu
organisasi”. Sedangkan dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan
sebagai “proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan
penganalisisan data keuangan suatu organisasi”.( Al. Haryono Jusup, 2005)
Untuk menambah wawasan
Anda mengenai akuntansi, selanjutnya akan dijelaskan mengenai sejarah
perkembangan ilmu akuntansi di dunia dan di Indonesia, serta klasifikasi dan
pembagian akuntansi.
A. Sejarah
Perkembangan Akuntansi di Dunia
Pada
mulanya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara-cara yang
sederhana seperti dicatat pada batu, kulit, kayu, dan sebagainya. Beberapa
catatan tertua yang berhasil ditemukan dan hingga saat ini masih tersimpan
berasal dari Babylonia pada 3600 SM, dari Mesir dan Yunani kuno. Catatan yang
ditemukan tersebut belum dilakukan secara sistematis dan seringkali tidak
lengkap. Seiring perkembangan zaman, pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan
di Italia setelah dikenalnya angka-angka desimal arab.
-
Akuntansi Primitif Sebelum Masehi
Pada
zaman ini, akuntansi kebanyakan hanya berhubungan dengan aspek-aspek yang
terbatas dari aktivitas-aktivitas keuangan swasta atau pemerintah. Peneliti
sejarah menemukan catatan tertua yang diketahui adalah lembar dari tanah liat
yang memuat catatan-catatan pembayaran upah di Babylonia sekitar 3600 tahun
sebelum Masehi.
-
Akuntansi pada Abad Pertengahan
Tumbuhnya pusat-pusat
perdagangan di kota Italia menjadi peranan penting bagi perkembangan kuntansi
dalam abad pertengahan, karena pada masa itu bermunculan agen-agen dan
partnerships. Suatu sistem tata buku berpasangan (double entry) yang secara
kuat dipengaruhi oleh pedagang-pedagang Venesia, ditemukan dalam bentuknya yang
lengkap di dalam catatan seorang pedagang di Genoa (Italia) tahun 1340.
Pada pertengahan abad
ke 15, kota-kota di Italia mulai pudar pamornya baik sebagai pusat kegiatan
politik maupun perdagangan. Pusat perdagangan pun berangsur-angsur berpindah Ke
Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris, Prancis, dan Belgia.
Pada
abad ke 16, dengan dikenalnya angka Arab yang lebih sederhana, maka dominasi
angka-angka Romawi yang digunakan selama berabad-abad sesudah ditemukannya
sistem tata buku berpasangan menjadi tenggelam dan banyak ditinggalkan,
sebaliknya pertumbuhan akuntansi menjadi semakin pesat.
-
Akuntansi Modern, Abad 18 sampai 20
Terjadinya
revolusi industri di Eropa Barat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan
pemanfaatan sistem tata buku berpasangan pada abad ke 18 sampai pertengahan
abad ke 19. Pada saat itu, terjadi peralihan dari industri kerajinan yang
dikerjakan dengan tangan dan bersifat individual ke sistem pabrik, yang memacu
penggunaan mesin untuk menghasilkan produk-produk yang identik dalam jumlah
besar.
-
Akuntansi Era Multinasional
Perkembangan teknologi
komputer dan telekomunikasi yang begitu pesat pada tahun 80an menyebabkan tidak
terhindarnya kebutuhan terhadap informasi keuangan yang semakin akurat dan
semakin cepat. Secara tidak langsung, ilmu akuntansi dituntut untuk dapat
beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan menggunakan teknologi
komputer, sistem akuntansi dan peloporannya semakin rapi, teratur, cepat, dan
akurat.
B. Pembagian
Akuntansi
Dalam perkembangannya
bidang-bidang akuntansi dikelompokkan dalam beberpa bidang, seperti berikut:
1.
Akuntansi Keuangan
(Financial Accounting)2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
4. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
5. Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
6. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing Investigation)
7. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)
8. Akuntansi Sosial (Social Accounting)
9. Sistem Akuntansi (Accounting System)
10. Akuntansi Pendidikan (Accounting Instruction / Education)
C. Dasar Akuntansi
Internasional yang Menjadi Pedoman di Indonesia
Pada awalnya, akuntansi di
Indonesia menganut sistem kontinental (tata buku) seperti yang digunakan di
Belanda. Sistem ini sebenarnya tidaklah sama dengan akuntansi, tata buku
menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan,
peringkasan, penggolongan, dan aktivitas lainnya yang bertujuan menciptakan
informasi akuntansi berdasarka pada data. Sedangkan akuntansi menyangkut
kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dan analitikal seperti kegiatan
analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.
Seiring perkembangan zaman, tata
buku pun akhirnya mulai ditinggalkan orang. Perusahaan di Indonesia mulai
beralih menggunakan sistem akuntansi Anglo Saxon. Berkembangnya sistem
akuntansi tersebut disebabkan karena adanya penanaman modal asing di Indonesia
yang membawa dampak positif terhadap perkembangan akuntansi, karena sebagian besar
penanam modal asing menggunakan sistem akuntansi Amerika serikat (Anglo Saxon).
Penyebab lainnya karena sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan
perkembangan akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika, kemudian
menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia. Saat ini sistem Anglo Saxon semakin
populer dalam pendidikan maupun dalam praktek dunia bisnis di Indonesia.
D. Perkembangan dan
Klasifikasi Akuntansi Internasional
Kita akan dapat memahami dengan
lebih baik sistem akuntansi suatu negara dengan mengetahui faktor-faktor dasar
yang mempengaruhi perkembangannya. Berikut ini adalah delapan faktor yang
memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan akuntansi:
1.
Sumber Pendanaan
Dalam sistem berbasis
kredit dimana bank merupakan sumber utama pendapatan, akuntansi memiliki fokus
atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.
Karena lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa saja
yang diinginkan, pengungkapan publik yang luas dianggap tidak perlu. Contohnya
adalah Jepang dan Swiss.
2.
Sistem Hukum
Sistem hukum
menentukan bagaimana interaksi antara individu dengan lembaga. Dunia barat
memiliki dua orientasi dasar yaitu, hukum
kode (sipil) dimana hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup
ketentuan dan prosedur; hukum umum
(kasus) yang berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk
mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap.
3.
Perpajakan
Di banyak Negara
peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan
harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untu
keperluan pajak.
4.
Ikatan Politik dan
Ekonomi
Integrasi ekonomi
melalui pertumbuhan perdagangan dan arus modal internasional merupakan
pendorong kuat akan konvergensi standar akuntansi.
5.
Inflasi
Inflasi menjadi
penyebab distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan memengaruhi
kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap
akun-akun perusahaan.
6.
Tingkat Perkembangan
Ekonomi
Faktor ini memengaruhi
jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan
manakah yang paling utama.
7.
Tingkat Pendidikan
Standar dan praktik
akuntansi yang sangat rumit (sophisticated)
akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan.
8.
Budaya
Variabel budaya mendasari
pengaturan kelembagaan di suatu Negara. Empat dimensi budaya nasional menurut
Hofstede yaitu: individualisme (kecenderungan
terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar dibandingkan terhadap
tatanan yang tersusun ketat dan saling tergantung), jarak kekuasaan (sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam
suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima), penghindaran ketidakpastian (sejauh mana
masyarakat merasa tidak nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang
tidak pasti), dan maskulinitas
(sejauh mana peranan gender dibedakan dan kinerja dan pencapaian yang dapat
dilihat dan ditekankan daripada hubungan dan perhatian atau disebut sebagai
orientasi pencapaian.
Klasifikasi merupakan dasar untuk
memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional
berbeda-beda.Tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan sistem akuntansi
keuangan menurut karakteristik khususnya.
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan pertimbangan (bergantung
pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman) dan secara empiris (menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan
basis data prinsip dan praktik akuntansi seluruh dunia).
Pada pertengahan tahun 1960-an,
Mueller mengidentifikasi empat
pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengan
sistem ekonomi berorientasi pasar, seperti berikut:
1.
Berdasarkan Pendekatan
Makroekonomi
Tujuan perusahaan
umumnya mengikuti bukan memimpin kebijakan nasional, karena perusahaan bisnis
mengoordinasi kegiatan mereka dengan kebijakan nasional. Contohnya adalah suatu
kebijakan nasional berupa lapangan kerja yang stabil dengan menghindari
perubahan besar dalam siklus bisnis akan menghasilkan praktik akuntansi yang
meratakan laba. Akuntansi di Swedia berkembang dengan pendekatan ini.
2.
Berdasarkan Pendekatan
Mikroekonomi
Pendekatan
mikroekonomi berfokus pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan
untuk bertahan hidup. Dan untuk mencapainya perusahaan harus mempertahankan
modal fisik yang dimiliki. Pengukuran akuntansi yang didasarkan pada biaya
penggantian sangat didukung karena paling sesuai dengan pendekatan ini.
Akuntansi di Belanda berkembang dengan pendekatan ini.
3.
Berdasarkan Pendekatan
Independen
Akuntansi dipandang
sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang
dijalankan, dan bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis menghadapi
kerumitan dunia nyata dan ketidakpastian yang senantiasa terjadi melalui
pengalaman, praktik, dan intuisi. Akuntansi berkembang secara independen di
inggris dan Amerika Serikat.
4.
Berdasarkan Pendekatan
yang Seragam
Keseragaman dalam
pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancangan pemerintah,
otoritas pajak dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam
mengendalikan seluruh jenis bisnis. Pendekatan seragam ini umumnya digunakan di
Negara-negara dengan keterlibatan pemerintah yang besar dalam perencanaan
ekonomi dimana akuntansi digunakan antara lain untuk mengukur kinerja,
mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak dan mengendalikan harga. Negara
yang merupakan pendukung utama pendekatan seragam adalah Prancis.
DAFTAR
PUSTAKA
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 1. Jakarta : Salemba Empat