Pengaruh Translasi Mata Uang Asing Terhadap Inflasi




Nama  : Farah Riza Ummami
NPM   : 22210611
Kelas   : 4EB17


Pengaruh Translasi Mata Uang Asing Terhadap Inflasi


A.    Translasi Mata Uang Asing
Translasi mata uang asing adalah proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS.
Dalam PSAK (SFAS) No. 52 (1981), Translasi mata uang asing adalah proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing:
·     Penagguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing.
·      Penangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait.
·      Penangguhan Parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan.
·      Tidak Ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.

B.  Translasi Mata Uang Asing di Negara Lain
a.       Kanada (CICA 1650)
Perbedaan untama antara standar di Kanada (CICA 1650) dan FAS No.52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada, keuntungan dan kerugian dari translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
      b.      Inggris (IAS 21)
Perbedaan utama antara standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Di Inggris, laporan keuangan pertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
c.       Australia dan Selandia Baru (1988)
Bila dibandingkan dengan FAS No.52, standar Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar nonomoneter untuk anak perusahaan di Negara-negara berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
d.      Brazil
Inflasi seringkali merupakan bagian lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin, Eropa Timur, dan Asia Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan hiperinflasi membuat inisiatif akuntansi inflasi bersifat instruktif. Meskipu tidak lagi diwajibkan, akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari ini mencerminkan dua kelompok pilihan pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brazil.

C.  Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

D.  Hubungan Translasi Mata Uang Asing dengan Inflasi
Hubungan terbalik antara tingkat inflasi sebuah negara dengan nilai eksternal mata uangnya telah ditunjukkan secara empiris. Sehingga penggunaan kurs saat ini untuk mentranslasikan biaya asset nonmoneter yang bertempat dalam kondisi yang cenderung berinflasi akan menghasilkan padanannya mata uang domestic jauh di bawah nilai aslinya.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena yakin bahwa penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penialian biaya historis yang digunakan dalam lporan keungan di AS. Solusinya, FAS No. 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili di lingkungan dengan hiperinflasi (yaitu negara-negara dengan tingkat inflasi kumulatif melebihi 100 persen selama periode tiga tahun
Jika kurs nilai tukar relatif stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan inci atau kaki menjadi nilai ekuivalennya dalam unit metrik. Namun demikian, kurs nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang Negara-negara industry maju menemukan nilainya secara bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang berfluktuasi secara khusus terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa bagian Asia. Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata uang asing. Pergerakan mata uang juga sangat berhubungan erat dengan tingkat inflasi lokal.
Menurut saya, translasi mata uang asing itu penting adanya apalagi untuk perusahaan besar karena itu akan mempermudah untuk investor asing untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Translasi mata uang asing memang sangat dipengaruhi oleh inflasi. Oleh karena itu, harus ada perlakuan yang berbeda dengan kurs dalam pos-pos laporan keuangan karena itu akan menekan kerugian atas inflasi yang terjadi.
Demikian review yang saya buat mengenai Pengaruh Translasi Mata Uang Asing Terhadap Inflasi. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Berikut adalah daftar pustaka atau sumber-sumber yang saya gunakan dalam membuat review ini yaitu:

Daftar Pustaka
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

akuntansi internasional




Nama  : Farah Riza Ummami
NPM   : 22210611
Kelas   : 4EB17

ADOPSI POLA PSAK DI INDONESIA


1.A Pembahasan
Setiap Negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda, sehingga menyulitkan para pengguna laporan keuangan yang lingkup kerjanya melewati batas Negara. Maka untuk mempermudah pemahaman terhadap laporan keuangan, perlu ditetapkan suatu standar internasional yang seragam sebagai pedoman dalam pencatatan akuntansi, yaitu International Financial Reporting Standards (IFRS).

1.A.1 Pemahaman PSAK
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari prosedur  akuntansi yang berisi peraturan tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang disusun oleh lembaga IAI yang didasarkan pada kondisi yang sedang berlangsung dan telah disepakati (konversi) serta telah disahkan oleh lembaga atau institut resmi. 

1.A.2 Pemahaman Standarisasi
Standar adalah sesuatu yang dibakukan dan disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keamanan, keselamatan lingkungan, berdasarkan pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Sedangkan standarisasi adalah proses pembentukan standar teknis, yang bisa menjadi standar spesifikasi, standar cara uji, standar definisi, prosedur standar (atau praktik), dll.

1.A.3 Pemahaman Harmonisasi
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi:
1.      Standar Akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2.      Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
3.      Standar audit Survei Harmonisasi Internasional 

1.A.4 Pemahaman Konvergensi
Konvergensi (convergence) artinya adalah pemusatan, sehingga konvergensi dapat diartikan sebagai dua hal/benda atau lebih bertemu dan bersatu dalam suatu titik. Konvergensi standar akan menghapus perbedaan antara standar suatu Negara dengan standar yang berlaku secara internasional, secara perlahan-lahan dan bertahap. Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan harmonisasi, adaptasi dan adopsi.
Berikut ini adalah 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:
1.      Tahap Adopsi (2008-2011)
2.      Tahap Persiapan Akhir (2011)
3.      Tahap Implementasi (2012)

1.B Ruang Lingkup
Penggunaan PSAK telah diterapkan pada perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia. Bapepam-LK menerbitkan PSAK hasil konvergensi dengan standar akuntansi internasional. Pada PSAK tersebut perusahaan asuransi nantinya mencatat laporan keuangan dengan membedakan transaksi premi murni dengan premi asuransi. Standar akuntansi yang mengatur perusahaan asuransi adalah PSAK 28 dan PSAK 36. IAI juga menerapkan PSAK 62 yaitu tentang Kontrak Akuntansi yang mengadopsi IFRS 4, dan mulai efektif digunakan pada tahun 2012.
Berikut ini penggunaan PSAK pada perusahaan asuransi di Indonesia yang efektif sejak tanggal 1 Januari 2012:
ATURAN
KETERANGAN
PSAK 28
Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian
PSAK 36
Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa
PSAK 62
Kontrak Asuransi
 Sebelum konvergensi, PSAK 28 yaitu tentang Asuransi Keuangan kemudian pada revisi 2011, PSAK 28 menjadi tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian. PSAK 36 tentang asuransi jiwa di revisi pada 2011 menjadi tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa dan PSAK 62 yakni tentang Kontrak Asuransi sesuai IFRS 4 fase I.

1.C Kesimpulan
Dari hasil review ini dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan asuransi di Indonesia, PSAK yang digunakan adalah PSAK 28, PSAK 36, dan PSAK 62 yang telah mengacu kepada IFRS 4 phase I dan II. Tanggal 1 januari 2012 IAI mengadopsi penuh IFRS ke PSAK, yaitu setelah PSAK mengalami revisi demi revisi menuju IFRS. Namun pada tanggal 1 Januari 2013, masih ditemukan beberapa perbedaan antara IFRS dengan PSAK untuk annual report. Revisi untuk PSAK 28 dan PSAK 36 banyak menghapus paragraf-paragraf yang bersifat rule based serupa dengan aturan-aturan yang berlaku.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini pola PSAK di Indonesia masih mengacu kepada IFRS, yang artinya penerapan adopsi IFRS belum mengadopsi sepenuhnya atau belum dilakukan secara utuh terhadap standar pelaporan keuangan di Indonesia.
Demikian review yang saya buat mengenai adopsi pola PSAK di Indonesia. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Berikut adalah daftar pustaka atau sumber-sumber yang saya gunakan dalam membuat review ini, antara lain:






akuntansi internasional



 SEJARAH, PERKEMBANGAN, DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

    Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pemakasi jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya. Ditinjau dari sudut pemakaiannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi”. Sedangkan dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi”.( Al. Haryono Jusup, 2005)
Untuk menambah wawasan Anda mengenai akuntansi, selanjutnya akan dijelaskan mengenai sejarah perkembangan ilmu akuntansi di dunia dan di Indonesia, serta klasifikasi dan pembagian akuntansi. 

A.   Sejarah Perkembangan Akuntansi di Dunia
Pada mulanya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara-cara yang sederhana seperti dicatat pada batu, kulit, kayu, dan sebagainya. Beberapa catatan tertua yang berhasil ditemukan dan hingga saat ini masih tersimpan berasal dari Babylonia pada 3600 SM, dari Mesir dan Yunani kuno. Catatan yang ditemukan tersebut belum dilakukan secara sistematis dan seringkali tidak lengkap. Seiring perkembangan zaman, pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenalnya angka-angka desimal arab.
-    Akuntansi Primitif Sebelum Masehi
Pada zaman ini, akuntansi kebanyakan hanya berhubungan dengan aspek-aspek yang terbatas dari aktivitas-aktivitas keuangan swasta atau pemerintah. Peneliti sejarah menemukan catatan tertua yang diketahui adalah lembar dari tanah liat yang memuat catatan-catatan pembayaran upah di Babylonia sekitar 3600 tahun sebelum Masehi.
-    Akuntansi pada Abad Pertengahan
Tumbuhnya pusat-pusat perdagangan di kota Italia menjadi peranan penting bagi perkembangan kuntansi dalam abad pertengahan, karena pada masa itu bermunculan agen-agen dan partnerships. Suatu sistem tata buku berpasangan (double entry) yang secara kuat dipengaruhi oleh pedagang-pedagang Venesia, ditemukan dalam bentuknya yang lengkap di dalam catatan seorang pedagang di Genoa (Italia) tahun 1340.
Pada pertengahan abad ke 15, kota-kota di Italia mulai pudar pamornya baik sebagai pusat kegiatan politik maupun perdagangan. Pusat perdagangan pun berangsur-angsur berpindah Ke Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris, Prancis, dan Belgia.
Pada abad ke 16, dengan dikenalnya angka Arab yang lebih sederhana, maka dominasi angka-angka Romawi yang digunakan selama berabad-abad sesudah ditemukannya sistem tata buku berpasangan menjadi tenggelam dan banyak ditinggalkan, sebaliknya pertumbuhan akuntansi menjadi semakin pesat.
-    Akuntansi Modern, Abad 18 sampai 20
Terjadinya revolusi industri di Eropa Barat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan pemanfaatan sistem tata buku berpasangan pada abad ke 18 sampai pertengahan abad ke 19. Pada saat itu, terjadi peralihan dari industri kerajinan yang dikerjakan dengan tangan dan bersifat individual ke sistem pabrik, yang memacu penggunaan mesin untuk menghasilkan produk-produk yang identik dalam jumlah besar.
-    Akuntansi Era Multinasional
Perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi yang begitu pesat pada tahun 80an menyebabkan tidak terhindarnya kebutuhan terhadap informasi keuangan yang semakin akurat dan semakin cepat. Secara tidak langsung, ilmu akuntansi dituntut untuk dapat beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan menggunakan teknologi komputer, sistem akuntansi dan peloporannya semakin rapi, teratur, cepat, dan akurat.

B.    Pembagian Akuntansi
Dalam perkembangannya bidang-bidang akuntansi dikelompokkan dalam beberpa bidang, seperti berikut:
1.      Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
2.      Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
3.      Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
4.      Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
5.      Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
6.      Akuntansi Pemeriksaan (Auditing Investigation)
7.      Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)
8.      Akuntansi Sosial (Social Accounting)
9.      Sistem Akuntansi (Accounting System)
10. Akuntansi Pendidikan (Accounting Instruction / Education)

C.  Dasar Akuntansi Internasional yang Menjadi Pedoman di Indonesia
Pada awalnya, akuntansi di Indonesia menganut sistem kontinental (tata buku) seperti yang digunakan di Belanda. Sistem ini sebenarnya tidaklah sama dengan akuntansi, tata buku menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan, peringkasan, penggolongan, dan aktivitas lainnya yang bertujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarka pada data. Sedangkan akuntansi menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dan analitikal seperti kegiatan analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.
Seiring perkembangan zaman, tata buku pun akhirnya mulai ditinggalkan orang. Perusahaan di Indonesia mulai beralih menggunakan sistem akuntansi Anglo Saxon. Berkembangnya sistem akuntansi tersebut disebabkan karena adanya penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanam modal asing menggunakan sistem akuntansi Amerika serikat (Anglo Saxon). Penyebab lainnya karena sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia. Saat ini sistem Anglo Saxon semakin populer dalam pendidikan maupun dalam praktek dunia bisnis di Indonesia.

D.   Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi Internasional
Kita akan dapat memahami dengan lebih baik sistem akuntansi suatu negara dengan mengetahui faktor-faktor dasar yang mempengaruhi perkembangannya. Berikut ini adalah delapan faktor yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan akuntansi:
1.   Sumber Pendanaan
Dalam sistem berbasis kredit dimana bank merupakan sumber utama pendapatan, akuntansi memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif. Karena lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap informasi apa saja yang diinginkan, pengungkapan publik yang luas dianggap tidak perlu. Contohnya adalah Jepang dan Swiss.
2.   Sistem Hukum
Sistem hukum menentukan bagaimana interaksi antara individu dengan lembaga. Dunia barat memiliki dua orientasi dasar yaitu, hukum kode (sipil) dimana hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur; hukum umum (kasus) yang berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap.
3.   Perpajakan
Di banyak Negara peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untu keperluan pajak.
4.   Ikatan Politik dan Ekonomi
Integrasi ekonomi melalui pertumbuhan perdagangan dan arus modal internasional merupakan pendorong kuat akan konvergensi standar akuntansi.
5.   Inflasi
Inflasi menjadi penyebab distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan memengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan.
6.   Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini memengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.
7.   Tingkat Pendidikan
Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan.
8.   Budaya
Variabel budaya  mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara. Empat dimensi budaya nasional menurut Hofstede yaitu: individualisme (kecenderungan terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun ketat dan saling tergantung), jarak kekuasaan (sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima), penghindaran ketidakpastian (sejauh mana masyarakat merasa tidak nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti), dan maskulinitas (sejauh mana peranan gender dibedakan dan kinerja dan pencapaian yang dapat dilihat dan ditekankan daripada hubungan dan perhatian atau disebut sebagai orientasi pencapaian.
Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-beda.Tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya.  Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pertimbangan (bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman) dan secara empiris (menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data prinsip dan praktik akuntansi seluruh dunia).
Pada pertengahan tahun 1960-an, Mueller mengidentifikasi empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar, seperti berikut:
1.   Berdasarkan Pendekatan Makroekonomi
Tujuan perusahaan umumnya mengikuti bukan memimpin kebijakan nasional, karena perusahaan bisnis mengoordinasi kegiatan mereka dengan kebijakan nasional. Contohnya adalah suatu kebijakan nasional berupa lapangan kerja yang stabil dengan menghindari perubahan besar dalam siklus bisnis akan menghasilkan praktik akuntansi yang meratakan laba. Akuntansi di Swedia berkembang dengan pendekatan ini.
2.   Berdasarkan Pendekatan Mikroekonomi
Pendekatan mikroekonomi berfokus pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Dan untuk mencapainya perusahaan harus mempertahankan modal fisik yang dimiliki. Pengukuran akuntansi yang didasarkan pada biaya penggantian sangat didukung karena paling sesuai dengan pendekatan ini. Akuntansi di Belanda berkembang dengan pendekatan ini.
3.   Berdasarkan Pendekatan Independen
Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan, dan bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi. Bisnis menghadapi kerumitan dunia nyata dan ketidakpastian yang senantiasa terjadi melalui pengalaman, praktik, dan intuisi. Akuntansi berkembang secara independen di inggris dan Amerika Serikat.
4.   Berdasarkan Pendekatan yang Seragam
Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancangan pemerintah, otoritas pajak dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis. Pendekatan seragam ini umumnya digunakan di Negara-negara dengan keterlibatan pemerintah yang besar dalam perencanaan ekonomi dimana akuntansi digunakan antara lain untuk mengukur kinerja, mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak dan mengendalikan harga. Negara yang merupakan pendukung utama pendekatan seragam adalah Prancis.




DAFTAR PUSTAKA
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 1. Jakarta : Salemba Empat




Copyright 2009 faraahriza. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates