Bahasa Indonesia 2 (penalaran deduktif)



Nama   : FARAH RIZA UMMAMI
NPM   : 22210611
Kelas   : 3EB17
Tugas   : Bahasa Indonesia 2 (softskill)
Tugas 1

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang berifat umum kepada yang khusus. Penarikan kesimpulan dengan cara deduktif tidak menghasilkan pengetahuan baru, karena kesimpulannya telah tersirat pada premisnya. Atau dengan kata lain penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasar pada suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme.
Contoh penalaran deduktif :
-          Semua binatang mempunyai mata
-          Kucing termasuk binatang
-          Kucing mempunyai mata

A.    Silogisme
Silogisme adalah proses penalaran dimana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi). Bentuk dari silogisme yaitu:
-          Silogisme kategoris: terdiri dari proposisi-proposisi kategoris.
-          Silogisme hipotesis: salah satu proposisinya berupa proposisi hipotesis.
Misalnya:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2 : Sekarang hujan
Konklusi : Maka jalanan basah.
Bandingkan dengan jalan pikiran berikut:
Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah
Premis 2 : Sekarang jalanan basah
Konklusi : Maka hujan.
B.     Hukum-hukum Silogisme
a). Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai term:
·         Di dalam silogisme hanya mungkin terdapat tiga term, dimana proporsi 1 dan 2 adalah premis, sedangkan proporsi 3 adalah konklusi.
CONTOH:             semua hewan memiliki mata.
semua kucing adalah hewan.
semua kucing memiliki mata.
·         Term tengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan.
·         Term-term yang mendukung proposisi harus jelas, tidak mengandung pengertian ganda/menimbulkan keraguan.
CONTOH:             semua buku mempunyai halaman.
ruas mempunyai buku.
ruas mempunyai halaman.
·         Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
·         Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.
b). Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi:
·         Dari dua premis negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.
·         Kalau kedua premisnya positif, kesimpulan juga positif.
·         Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yang paling lemah)
·         Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.
·         Dari premis mayor partikular dan premis minor negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.
·         Premis mayor dalam siogisme mungkin berasal dari teori ilmiah. penarikan kesimpulan dari teori ini mudah diuji. tidak jarang premis mayor berasal dari pendapat umum yang belum dibuktikan kebenarannya.
C.    Silogisme Menyimpang
Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.
CONTOH :
“Mereka yang tidak naik kelas semuanya adalah murid yang malas belajar. Kamu kan rajin belajar. Tidak usah takut tidak naik kelas.”
Bentuk standar:
-          Semua murid yang rajin belajar bukanlah murid yang akan tidak naik kelas.
-          Kamu adalah murid yang rajin belajar
-          Kamu bukanlah murid yang akan tidak naik kelas

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 faraahriza. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates